Cerita Pagi Mardigu Wowiek (II)

Saya mandi cepat, saya merapihkan busana. Saya berjalan santai menuju kantin. Waktu jam 8 pagi. Kelas psikologi social baru akan mulai jam 9. Waktu satu jam cukup untuk menikmati makan pagi standar ala asrama.

Buku pelajaran saya tenteng kemudian membuka pintu kantin yang disambut tatapan mata banyak orang. Hei Asian, don’t talk, you smell like shit hahaha. Kalimat tersebut membuat suasana kantin yang tadinya biasa saja mendadak menjadi riuh. Ramai. Dan banyak tangan menunjuk kesaya, termasuk beberapa wanita.

Rupanya apa yang tadi pagi di kamar mandi dilakukan oleh anak genk yang saya tidak melihat siap amereka sudah bercerita kesan kemari. Dan membuat tergelak. Dalam hati saya berkata, biarin deh, selama loe pada seneng. Itu amal gue.

Saya pakai jurus cuek dan tidak mengcuhkan mereka yang masih terbahak dan membuat joke on me. Saya ambil nampan makanan dan berbaris mengantri makanan kantin. Hari itu sorority kelompok wanita cheer leader yang dapat giliran melayani dan menuangkan makan ke anak asrama.

Mereka cantik, sexy dan penuh energic. Ketika saya berkata, can I have sosis and screamble egg please. di kerjakan dengan mesem-mesem , menuangkan ke pirin kosong saya sambil komentar..did brush your teeth this moring?!

Damn, kata saya dalam hati. Apaan sih ini, dalam sekejab cheer leader squad aja tau yang di sambut dengan tawa terbahak melecehkan olehnya yang kemudian dia berkata, give and S, disambut suara seperti koor teman-temannya di belakang meja kantin , S, give me a H, lalu dengah keras di sambut H, give an I, lalu koor mejawab keras I, and give a T, T koor keras di belakangnya…it an Asian SHIIIIIIIIT coming!! Di sambut ketawa orang satu kantin di pagi itu.

Saya hanya diam, kesal, kecewa, marah dan tertekan.

Saya ambil 1 gelas susu dan duduk memojok dekat pintu keluar. Posisi saya duduk saya belakangi pintu masuk tersebut. Saya memilih menatap sisi tembok dan disisi kanan saya masih bisa melihat kesibukan di dalam dapur kantin. Sesekali saya menatap wajah penyaji makanan tersebut yang cantik-cantik, tapi kok kasar ya. Kok tega mempermalukan orang seperti saya.

Ada dua orang yang saya perhatikan serius bekerja dan tidak ikut ngerjain saya. satu yang mata biru rambut blond. Ada satu yang agak kecil mata hijau berambut hitam tidak aktif ngeledek saya tadi. Kerja serius.

Saya menyicipin makanan perlahan karena tidak terlalu berselera, selain rasa hambar dan ingin nambah pakai merica garam atau tambah ketchup tapi males jalan karena jadi bahan gunjingan. Bayangkan sejak pagi tadi sudah harus merasakan “shit”, belum siang sudah di hajar “shit” lagi. What a starting day!

You wanna ketchup? Ada suara wanita di depan saya sambil menyodorkan sebotol ketchup di meja yang saya hanya mengangguk dan diapun langsung pergi. Dia sedang membersihkan meja di samping lalu menawarkan ketchup ke saya. dia gadis mata biru yang tadi saya perhatikan di counter kantin.

Saya syukuri juga tawaran dan botol kecap itu sambil menuangkan di piring sosis saya. ini yang saya butuhkan. Ada yang baik di tengah bully an kejam. Mata saya menatap gadis bule itu yang sibuk bekerja. Cantik juga ya kata saya dalam hati. Bule gitu loh..genetiknya sudahbagus, di tambah perilakunya bagus danbaik seperti apa yang baru dia lakukan membuat pikiran melambung mengayal…oh andainya..dia mau, pasti saya mau.

Itu pikiran pria pelamun, tapi saya yakin saya ngak sendirian. Kayaknya setiap pria kalau ada wanita cantik yang kretek di hati langsung pengen memiliki, seperti lamunan saya saat itu.

Tanpa saya sadari ternyata ada beberapa orang di sekeiling saya berdiri. Yang satu wajahnya hamoir menempel di wajah saya. kakinya satu naik ke bangku samping saya. dia berkata..hey Asian smell shitty..dont you ever put in your wildest imagine that girl just now give you a kecthup is MINE!

Do you think she give you ketchup to serve you? You stupido!..her hand are full with stuff so giving you the ketchup is just quick solution for her!. Look ! I watch you al the time, don f**k up with me.

Saya hanya diam dengan komentar nya yang mulutnya bau telor sambil mengatakan bahwa si mata biru adalah miliknya dan perbuatan memberi saya tomato ketchup hanya solusi dari pada repot bawa banyak-banyak barang. Bukan perhatian bukan melayani saya.

Ini orang kok sampai pikiran saya juga di bully ya. Sadis bener. Bukan-nya setiap orang punya kebebasan berimaginasi. Kali ini pikiran saya saja di pagerin di batasi di awasi. Damn you! Kata saya yang beraninya hanya dalam hati.

Perlahan mereka meninggalkan saya, dan duduk di meja dekat counter kantin. Mereka tidak mengantri tetapi para cheer leader keluar dan memberikan nampan berisi piring dengan makanan American breakfast complete lengkap. Dan benar, si gadis mata biru melayani sibau telor tadi. Seorang bule kayak dari keluarga kaya dengan merek busana danjam tangan kenamaan di pergelangan tangannya ,dia ganteng sih badan kekar. saya yakin dia pemain football termasyur di kampus. Karena setiap orang lewat selalu menyapanya dan menghormatinya.

Saya terus perhatikan wajah si gadis mata biru. Saya ngak yakin si gadis pacarnya. Ekspresinya agak sebel dan terpaksa. Saya tersenyum dalam hati. Loe boleh ganteng, keren, kaya, loe lihat apa yang Asian shit bisa lakukan. Pikiran saya mengayal saya jagoan hero yang membuat si mata biru kagum. Yang akhirnya happy bersama..gitu deh lamunan saya.

Selagi saya menatap curi curi pandang kepada simata biru. Mata saya malah sering ketemu bertatap dengan si mata hijau yang selelu di samping gadis mata biru. Yang ternyata saya selelu di lirik juga oleh si footballer di ujung meja seberang deket counter.

Pletak, sebuah ballpint mendarat di piring saya yang saya tatap asalnya dari si footballer yang saya tahu di kemudian hari namanya Devin Cooper. Dia menunjuk sambil berkata keras memperingati saya. watch your eyes man…I saw your eye watch my girl! Yang membuat semua mata tertuju kembali kearah saya.

Kemudian cooper melanjutkan lagi teriakannya, hei Emily, bring me a cup of milk, will ya?

Oh si gadi blue eyes itu namanya Emily kata saya dalam hati dan saya perhatikan Emily mengambil apa yang cooper perintahkan dan meletakan di meja bundar sebelah piring makan cooper. Copper memegang tangan Emily dan membuat Emily duduk di pangkuan copper. Terlihat Emily tidak nyaman, dia meronta dengan muka jutek walau dia tidak bisa kemana mana, tetap duduk di pangkuan cooper.
BRAAAKK..tiba-tiba terdengar suara pintu swing door terbuka penuh. Dibuka dengan keras hingga dua daun pintu menabrak dinding dan berhubung jaraj saya sama pintu swing door tersebut hanya 2 meter, mental lah saya karena kaget.

Seorang berdiri di depan pintu. Memegang sebuah kotak kado. Yang anehnya, dia membawa balon udara, balon terbang. 5 di kiri 5 buah di kanan. Hanya saja balon tersebut ikatanya tidak di genggamnya. Tapi dia sangkutkan di telinga kiri dan telinga kanannya.

Sontak semua mata dan perhatian hadir kedirinya. Yang aneh tersebut.

Setelah dia mendobrak pintu tersebut, dia berdiri dan menunjuk Emily…dengan pantomin tanpa suara. Memnita Emily berdiri kesuatu tempat yang agak kosong. Seketika Emily tersipu merah merona pipinya dan mengikuti gerakan perintah tanpa suara sang pendobrak pintu.

Kemudian sang pemuda lari kencang dan ketika dekat di mengelosor dengan kedua dengkulnya di lantai pparket yang licin. Persisi seperti pemain bola yang habis mencetak gol ke gawang dan merayakan dengan knee sliding. Yang mmebuat hal ini aneh juga lucu, 10 buah balon di telinganya bergerak kebelakang seperti dia ngebut slidingnya.

Tepat di bawah kaki Emily pemuda tadi berpantun :
Roses are red
Out of the blue
Sugar are sweet
But not as sweet as you..
Happy birthday Emily, will you be my girl?

Kemudian tepuk tangan menggema di ruang kantin, yang pasti semua cewek tepuk tangan dan menyelamatkan Emily, namun banyak yang cowok menengok dulu ke wajah cooper. Emily diam tersipu ketika kotak kado di sodorkan kepadanya.

Copper beranjak dari posisi duduk dan berjalan mendekat ke Emily dan menatap pendobrak pintu..hey man, what is this!, what the f**k you just did huh! Copper mengambil posisi menantang berantem kepada pendobrak pintu. Emily kikuk. Menengok ke copper menengok ke pendobrak pintu yang sedang kneel down menembak dirinya.

Yang ketika copper mendekat si pendobrak pintupun berdiri mendekat copper dengan mengusungkan dada. Persis seperti dua ayam jago mau berantem..dia berkata, dud, who da ya think you are?! Football quarter back with losing record try to bragg your self huh?

Ooww, si Copper itu querter back yang teamnya punya losing record toh! Kata saya dalam hati.

Suasana kantin tegang, hingga security hadir dan membuat suasana in order..dua security mengendalikan cooper, tiga security mengendalikan pendobrak pintu..hei man , I m cool, I m cool..dia berulang ualang berkata ke security sambil mengangkat kedua tangannya.

Sementara copper terlihat lebih beringas, sambil memegang tangan kanan Emily, di tangan Emily kotak kado tadi di pegangnya. Emily lalu membeontak melepas pegangan tangan copper sambil berkata dengan keras sehingga semua orang di kantin terdiam, enough, I had enough about you, I not your girl, never!! sambil pergi meninggalkan copper dan mendekati pendobrak pintu yang 3 security tadi membuka celah dengan kawalan yang longgar.

Jonas!!!, you are always my best friend, i m sorry to disappoint you…emily membalik badan menangis dan berlari keluar kearah pintu swing door di samping saya. saya melihat semua itu seperti drama film ..kemudian ketika Emily melewati tempat duduk saya, dia berhenti sebentar dan meletakan bungkus kado tadi di meja saya dan berkata..it’s for you!! Kemudian Emily berlari mendobrak pintu swing door dari sisi dalam yang membuat suara dubrak kedua kalinya di dekat teringa saya..

saya menatap kosong sebongkah kado di meja tersebut, seketika saya perhatikan dan menatap sekeliling ruangan semua mata ternyata menatap saya..mata bengis Copper dan mata heran Jonas yang paling terasa menatap saya.

Walau tanpa kata, tapi mata kedua orang tadi ber bicara..saya lalu menaikkan kedua tangan saya, seakan tak menyentuh kado tersebut dan menjauhi diri sambil berkata..i m cool..i m cool . seakan saya ngak mau ikut campur. Its enough drama for me for one morning . Kemudian jonas jalan perlahan kearah saya, matanya manatap saya tajam, tangannya menggepal..# Mardigu Saga Continue

Artikel Terkait

Cerita Pagi Mardigu Wowiek (II)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email