Bagaimana Orang Memandang Anda Itu Penting. Bagaimana Anda Memandang Diri Anda Itu Adalah Segalanya

Mas chevo kamu kalau makan, makannya dipilih ya. Itu adalah kalimat yang saya ucapkan kepada putra saya yang nomor tiga ketika kami sedang makan malam kemarin. Usinyanya yang baru 8 tahun ada baiknya saya ajari “table manner”. Mumpung sedang berdua dan cukup waktu buat fathering.

Chevo bertanya, maksudnya apa ayah? Aku sudah pilih setiap suapannya.

Begini, kata saya mulai menjelaskan. Makanan itu bisa dilihat dari letaknya, bentuknya, aromanya, dan pastinya rasanya. Jadi, ayah kalau makan runut memilih makanan yang menurut ayah rasanya paling biasa, kesetengah enak, kemudian enak dan yang terakhir yang paling enak. Itu namanya “save the best for last”.


Itu ada filosofinya mas chevo. Bahwa kita selalu mengatur yang terbaik agar yang tersisa, terkenang, tercatat hanya yang terbaik. Begitu juga nanti dalam memnjalani hidup kedepannya. Selalu berikan yang terbaik di ujungnya.

Chevo mendengarkan wejangan saya dengan wajah polosnya sambil menelan kunyahan terakhir di mulutnya dan mulai bicara..dalam hati saya wah hebat ini mas chevo sudah bisa mengatur bahwa bicara sambil makan, “make sure” tidak ada makanan di mulutnya..okeh juga kata saya dalam hati menyombongkan sedikit didikan saya.

Lalu dia meneguk sedikit air putih di gelas dan berkata, eemmm kalu gitu mas chevo (dia selalu memanggil dirinya seprti orang lain memanggil, mas) salah dong ayah selama ini makannya .
Kok salah? saya bertanya

Mas kalau makan selalu yang enak dan yang paling enak, kalau engak enak ngak dimakan ayah!
Waduh, kata saya dalam hati..eehmm gitu ya mas. Dalam hati saya..walah saya ke skak tapi jangan-jangan filosofi ini kayaknya lebih bener deh hahaha.

Bagi saya berdiskusi dengan anak jaman sekarang yang melek teknologi memang menarik. Mereka “keep up” sekali dengan apapun. Dirumah memang ada satu computer di tengah ruang tamu, siapa saja boleh pakai dan siapa saja boleh melakukan mencari data apapun. Layar besar, sound system bagus, speed terkencang, internet tercepat.

Karena di tengah rumah semua orang bisa tahu dia lagi ngapain. Dan disisi terkadang saya heran dengan generasi terbaru ini karena apapun mereka cari dan hal baru bagi saya. jadi celetukan komentar anak saya terkadang membuat saya menggaruk-garuk kepala karena suka bertanya dalam hati, kok kepikiran aja sih? Kok lihat aja sih?

Seperti ketika saya menerangkan relief Borobudur dengan lebih kurang 117 komik ukiran di dindingnya jika kita kelilingi. Saya mengatakan bahwa ini adalah komik bergambar kitab suci terbesar di dunia. Dimana saya sangat suka cerita “borobudur peninggalan nabi sulaiman” saya masukan dalam pelajaran kepada anak-anak.

Dan ketika mereka bertanya, ayah, kenapa patung budha nya semuanya merem? Sayapun memperhatikan iya ya, semua merem ya. Kok lihat aja sih?

Bahkan saya teringat sewaktu liburan sekolah kami kebali, anak-anak sangat suka main banana boat lalu paralayang dan ketika saya tanya bagaimana rasanya, chevo menjawab,,aku suka deh yah semuanya, kalau pulau bali dijual ngak ayah? Beli aja pulau balinya?

Haiyaaa..kata saya dalam hati dari mana kepikiran dengan pertanyaan itu, beli pulau Bali! Saya hanya manggut-manggut bahwa pemikiran “out of the box” begini ya dahsyat sekali. Kenapa ngeak boleh beli pulau Bali?! Kenapa saya ngak kepikiran ya?

Ternyata diskusi beli pulau bali di teruskan ke anak bungsu saya Malkia..ayah kalau planet bumi harganya berapa? Bisa kita beli ngak? Uang ayah cukup ngak buat beli bumi?!

Nah..ini saya sampai terduduk mendengarnya.. Beli planet bumi?! Saya ngak pernah kepikiran tapi seseroang manusia didepan saya ada ide itu. Saya ya diam saja. Biasa saya sebagai manusia yang merasa sudah dewasa dan sok banyak ilmu mulai membantai ide itu. Ketidak layakan, kemuskilan, ketidak mungkinan logika lainya.

Iyaaah ada baiknya saya menulis berhenti disini, mungkin sahabat bisa memahami . sesekali tulisannya ngak ada apa-apanmya. Hanya dairy seorang ayah yang belajar jadi ayah yang baik, yang masih belajar memahami dunia. # may peace be upon us

Artikel Terkait

Bagaimana Orang Memandang Anda Itu Penting. Bagaimana Anda Memandang Diri Anda Itu Adalah Segalanya
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email