Dunia modeling memang glamour dan harus glamour. Dunia high fashion, life style juga merapat kedunia kemewahan. Sehat itu mahal biayanya, pintar itu mahal biayanya. Dan kita semua tahu begitu kita sakit biayanya jauh lebih mahal lagi. Biaya kebodohan juga sama, jauh lebih mahal dari pada biaya belajar.
Masih heran banyak yang tidak mau belajar ya, dan memilih hidup berat karena sering terantuk batu bahkan menambrak tembok. Tetap tidak belajar juga. Untung diskusi kali ini bukan tentang belajar tetapi dari sisi glomournya.
Kita diskusi dunia produk barang mewah untuk qualitas dan harkat pemakainya. High brand product. Menjual barang high brand adalah sangat sulit dan memerlukan stamina jangka panjang. High brand memerlukan story telling. Memerlukan cerita pendukung. Sejarah panjang puluhan tahun, ratusan atau atau bergenerasi adalah bahan cerita yang paling baik.
Panjangnya dan konsistennya produk tersebut di buat dan di wariskan hal itu mengagumkan fans. Sehingga di kepala pembeli ada satu hal di dapat bahwa produk ini genuine asli dan memiliki tradisi terhadap kualitas yang telah lama TERBUKTI.
Apa yang terjadi jika anda memiliki produk bagus, qualitasnya, bentuk estetikanya, fit cocok untuk orang-orang sukses namun anda belum memiliki sejarah panjang. Belum memiliki cukup masa untuk pembuktian?
Ada sahabat saya yang memilih jalur bisnis yang tidak umum yaitu berbisnis fashion style menggunakan bahan kulit sebagai dasar produksinya.
Secara kualitas kulit, inilah kulit yang dipakai semua major high brand product di dunia. Sumber dan bahannya sama. Dia mengambilnya dari penghasil kulit terbaik dalam memproses kulit tersebut. Dari luar Indonesia, dari eropa dan dari amerika.
Bahannya sama dari kulit sapi, sama dengan sapi yang ada di Indoensia. Namun musim, air, udara, makanan, cara memotong,cara memproses menjadi kulit dasar fashion hanya dimiliki segelitir perusahaan dan itu yang dia pergunakan.
Saya ketika pertama melihat hasil karyanya, dikepala saya mengatakan, ini produk high end untuk A class. Jangan di jual murah harus di ciptakan “story”. Cerita lah yang akan membuat brand itu di bicarakan.
saya lama diskusi dan mengorek data darinya. Saya sangat detail urusan busana. mungkin karena ingin irit saya selalu memilih bahan dan fashion yang bisa di gunakan lama dan selalu up to date terhadap jaman.
Jadi kulit sebagai bahan jacket adalah salah satunya. Karena itu salah satu fashion yang saya minati. Ketika sahabat saya menananyakan, mas, saya ingin membuatkan anda jacket kulit dan saya ingin mas menggunakan produk saya sebagai brand ambassador. Model apa yang mas wowiek inginkan? Ini kalimat pertanyaan dari sahabat saya Bob Shofwan.
Tak sampai 1 detik sebuah kata tentang jaket kulit impian saya lontarkan, jacket jet fighter pilot mas! . karena lama saya merindukan jaket penerbang tempur tersebut. Jadi di bawah sadar pikiran saya ada data itu. Itu juga mungkin disebut kekuatan impian sehingga “snap” keluar cepat secepat menjentik jari ketika di tanya.
Seperti inikah? Katanya memberikan 2 buah produk yang langsung saya foto. Ini karya saya mas!
Wah saya terkejut karena kemiripannya 100%. Saya pegang dan saya kenakan segera jacket tersebut. Enak banget. Sentuhan indra sensory saya terpuasi, kulit saya terpuasi dengan lembutnya bahan asli dan saya bisa tahu ini kualitas tinggi bahannya.
Wah saya terkejut karena kemiripannya 100%. Saya pegang dan saya kenakan segera jacket tersebut. Enak banget. Sentuhan indra sensory saya terpuasi, kulit saya terpuasi dengan lembutnya bahan asli dan saya bisa tahu ini kualitas tinggi bahannya.
Bau khas kulit tersebut memuasi indra penciuman saya dan hal ini memberikan kesan macho. Lalu mata saya terpuasi dengan cutting yang tepat serta jahitan yang sempurna. Lalu saya sebut apa yang saya inginkan. Warna coklat mas, yang sebelah atas namun tidak pakai bulu mas kerahnya, lata saya kemudian. Kerahnya seperti contoh yang hitam. Saya cepat sekali mengambil keputusan dengan pilihan tersebut karena memang sudah tergambar dalam pikiran saya jauh-jauh hari.
Lalu mas Bob sang pebisnis muda itu mengambil meteran khas nya. Mas saya ukur ya badannya ya?, saya mau semua produk saya adalah fit kepada pemiliknya.
Wuih, bener ini. Hebat. Tubuh manusia memang unik, ada plus minusnya satu dengan lainnya. Seseroang yang mengerti design akan menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan sehingga enak di lihat, enak di pakai.
Kalau beli produk masal maka “tayloring” nya tidak ada. Jadi ketika di patung mannequin enak dilihat ketika kita coba kita kerasa aneh. Tangan-nya kependekan, atau sempit di perut dan beragam masalh lainnya. Seperti kita terlihat jadi pendek atau kulit kita terlihat jadi gelap redup. Ya itulah kalau beli “mass product” atau produk massal.
Mass product yang taylor cocok dengan semua orang ya adanya di high fashion brand. Kocek kita keluar banyakan sedikitlah. Namun dengan mas Bob hal itu tidak terjadi. Taylor fit dengan harga sangat reasonable ( bahasa lain murah) namun kualitas sama dengan brand ternama. Kami ketika diskusi ada di mall yang banya menjual major brand pria ternama. Kami pun membandingkan karya dan harga. Kami ke Ermenegildo Zegna, ke Hugo Boss, ke ferragamo, ke Armani untuk melihat leather jacket karya terakhir mereka.
Dan hebatnya, mas Bob sudah mengkopi semua, dia buktikan dengan mambawanya di bagasi mobilnya yang dia tunjukan kesaya, semuanya. Dan sama.
Rasanya, bentuknya sama. Ini mungkin KW namun kalau anda pakai dari mana orang tahu ini jaket karya hugo boss atau bob shofwan? Yang membedakan bukan jaket karya keduanya namun dukungan penunjang lainya menentukan. Sepatu yang dipakai, arloji yang pakai, kendaraan yang dipakai menentukan “judge” pertimbangan orang dalam menilai.
Jadi bukan produk mas Bob permasalahnya. Mutu, model, rasa, bentuk semua sudah high fashion. Tapi kalau di pakainya tidak stylish , tidak didukung body shape yang bagus, dan keseimbangan busana pendukung lainya, jeans, sepatu , maka akan terlihat KWnya. Tapi kalau anda sudah menggunakan semua yang stylish dan dilengkapi jaket kulit Bob. Orang tidak tahu jaket ini hanya 4 juta rupiah, bukan yang 25 juta rupiah yang ada dalam tag pricenya ferragamo atau Georgio Armani!
Mas Bob berkata, mas, kalau mas punya impian apapun terhadap kulit. Dompet, tas, jacket beri saya tahu. Saya akan bikinkan sesuai keinginan mas. Rumah produksi saya di selatan jakareta siap memproduksinya. Harga ngak usah pikirkan. Pasti jauh di banding dengan harga barang bermerek namun saya jamin kualitas sama.
Pagi ini, barang pesanan saya datang. Dan saya kenakan di depan kaca, pakai jeans dan kemeja putih. Saya amaze, kagum saya. it a world class product saya kenakan. Hebat mas Bob Shofwan. Seperti nya sebuah produk yang bisa mendunia sudah hadir di Indonesia. Bravo! # may peace be upon us
Kalau Anda Tidak Bergerak Membangun Impian Anda, Maka Pasti Anda Akan Bergerak Untuk Membangun Impian Orang Lain
4/
5
Oleh
Mardigu Wowiek Prasantyo