RHOMA TRUMP

Ketika angka perolehan Donald Trump melewati treshold 270 dan jadilah Trump menjadi presiden amerika ke 45. Maka di kepala saya hanya satu yang terlintas saat itu, ini bagaikan Rhoma Irama jadi presiden indonesia!!! Speechless saya.

Kita mau fokus kemana nih sekarang? Ke Trump yang minim politik luar negeri atau Rhoma yang ..ah sudah lah, rhoma itu bisa multi tafsir kalau di gandeng ke Trump tetapi ada satu hal kekuatanyanya yaitu rhoma bagi saya aset nasional dia menciptakan ‘champion product” yang namanya dangdut. Walau tidak di respect dikalangan atas dan pejabat sejauh ini. Padahal kalau di kelola benar, dangdut bisa jadi k-pop nya indoensia, samba nya indoensia, tanggo nya indonesia, bollywood nya indonesia. Kalau pemerintahnya ngerti, kalau DPR nya perduli ini juga loh!

Yang jelas ini peluang yang saya lihat ketika amerika di pimpin oleh seorang mogul business seperti Trump. Pajak korporasi turun, profit korporasi naik, employeement lapangan kerja pasti terbuka lebar banyak karena ekonomi korpoarasi berputar sehingga pengangguran di amerika kurang.


Amerika beli amerika, mereka pasti mengurangi import ”barang jadi” masuk ke amerika, manufaktur dan produsen factory akan full capacity. Mengurangi outsourching dari berbagai negara, dan sibuk dengan “homeland security”.

Inilah masa kita (indonesia) melakukan penguatan di dalam negeri. Diluar amerika terjadi euforia seperti di rusia yang bertempuk tangan di dewan perwakilan rakyatnya ketika trump menang. Trump itu “angry white man” yang melihat panjang akar masalah di amerika. Dia menafikan semua kalkulasi lembaga survey, dia tidak perduli dengan komentar analys. Dia melihat dan tahu dari awal “pain point” rakyat amerika.

Itulah ketajaman entreprenuer yang terlatih. Dia melihat dengan “mata profit” setiap masalah. Dan Trump fokus di sana, di pain point tersebut. Sementara hal ini membalikan pemahaman politikus, analis politik, akademisi, lembaga survey sekalipun. Dia dapat “root” akar masalahnya. Sehingga walaupun dia terlihat “membully”, angry, badung, kekanak kanakan, mocking meledek, womenizer, semuanya memang bukan ‘act of statement” atau perilaku kenegarawanan, bukan dan memang bukan.

Tapi itu perilaku pebisnis di dragon dent. Perilaku para titan ceo di ruang meeting. Perilaku mogul di meeting suite. Ya seperti itu : sinis-Sinical, bengis, tajam-sharp, black heart, thick face, hostile!!!. Di depan para dragon di depan para titan, sama dengan di depan singa atau macan. Ada terlihat lemah anda di terkam, berbalik membelakangi, anda di terkam. Mereka kejam, ruthless!!.

Semua mogul business, tycoon, baron, billionaire, mereka pasti pernah melakukan itu semua. Mau itu zuckerberg, bill gates, steve jobs, buffet, kashogi, yang namanya makan teman, musnahkan competitor, membuat berrier to entry agar tidak ada yang masuk ke wilayah mereka adalah hal biasa.

Trump memagari perbatasan 3100 KM dengan mexico,membuat tidak mudah lagi imigran mendapatkan green card apalagi citizenship amerika, tidak akan mudah lagi. Tidak akan semudah archandra mendapatkan kewarganegaraan amerika dulu lagi. Begitu amerika menjanjikan archandra pindah deh. Sekarang indonesia menjanjikan, pindah lagi deh. ( sorry saya masih mangkel urusan NKRI sama archandra ini). eh bpk archandra, pastiin lagi nih amarika bakal great again, ngak kesana lagi?!!, pastiiin dong ya, tempe bener sih NKRI nya.

Ok, sudah selesai ngeledek archandra, balik ke Trump. Trump pasti akan membangun bisnis amerika, bukan rakyat nya, tetapi korporasi, trickle down effect economy di pakainya. Sekarang dia lagi menyiapkan 4000 team baru yang yang akan masuk dalam lingkar manajemen white house.

Dan catatan, amerika ngak ada BUMN!!! Kalaupun ada SOE state own enterprise ya ngak kayak yang di kelola BUMN indonesia yang meniru ala china tiongkok. Dan korporasi amerika tidak pernah mempergunakan atau megeksploitisir sumber daya alam amerika abis-abisan untuk menghidupkan dan menutupi anggaran negaranya. Aset natural resourses amerika akan panas bumi, shell gas, minyak dan lain sebagainya itusalah satu yang terbesar di dunia, baru terpakai 20% kali, masih ada ratusan tahun bisa bertahan.

Yang namanya korporasi seperti mobil oil itu atau banyak oil company besar di dunia itu bukan “nyedot” minyak di “homeland” nya, tetapi di negara orang. Itulah nation interest mereka. Kalau indonesia, sudah perusahan negara, nyedot kekayaan alam sendiri, lalu monopoli (seperti PLN & pertamina) rugi lagi, tempe bener sih!!. Ada 126 BUMN yang untung dikit, paling hanya 20 an, bayang kan, tempe ngak tuh?!.

Eh rakyat dibuat ngak sadar juga bahwa manajemen kenegaraan kita yang terfokus pada politik, lupa akan sustainability atau kelangsungan hajat perut rakyat jangka panjangnya. Harus demo apa kita turun ke jalan baru pemerintah memperhatikan bahwa angka penganguran tinggi, tamatan sekolah ngak keserap lapangan kerjaan, cari modal sulitnya minta ampun di bank dan lembaga lainnya, pemerintah belanja proyek ke BUMN, RAKYAT DAPAT APA BOSS?, terus tanah air di jual semua dengan relaxasi. Sempurna..tempe nya!!!

Waduh, ini gara-gara Trump nih omongan saya jadi ngelantur ke urusan negara. Saking saya mangkel sama kabinet KW 3 ini. coba deh, menteri mana yang “right man in the right place”? Kalau dia “right place” KPI index prestasinya yang perform siapa?nah loh, sontoloyo ngak tuh pertanyaan. Jangan di taro ke hati ya omongan bossman ini. # peace

Artikel Terkait

RHOMA TRUMP
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email