Bola dalam juggling bisnis yang tidak boleh jatuh atau bola keramat yang tidak boleh jatuh adalah bola yang bertuliskan kata PROFIT.
Jangan pernah menjatuhkan bola tersebut. Sekali jatuh akan berat terangkat lagi dan tersering usaha tutup.
SDM boleh ganti, system manajemen bisa di ubah berkali-kali, bahkan produk bisa ganti, corporate action bisa ganti, bisa gagal, distribusi berantakan, kemasan jelek atau brand tidak terangkat angkat, semua tidak masalah, namun sekali profit jatuh, selesai.
Seperti halnya dalam performa BUMN saat ini. bayangkan sudah dimanja, di kasih proyek, di kasih prioritas bahkan monopoli, bahkan sekarang didiamkan saja oleh pemerintah mengurita sampai kusaha rakyat kecil, semua kerjaan jatuih ke BUMN atau BUMNisasi yang meyebabkan keringnya dana cash beredar di masyarakat yang mulai menggebuk kelas menengah.
Apa hasilnya?
Dalam laporan kementrian BUMN agustus 2017, pendapatan 118 BUMN merosot dari 2,116 triliun semester 1 2016 sekarang semester 1 2017 hanya 936 milyar!!! Laba dari tahuan 2016 semester 1 197 tiliun menjadi 87 triliun semester 1 2017.
Apa masalahnya? Karena mereka bukan entrepreneur, semua mental pegawai. Kita harus kritik keras semua direksi BUMN,kita harus pertanyakan kempuan mereka hingga kepucuk tertinggi, asli kita harus menantang entreprneurship mereka. Gajih besar, fasilitas selangit, prestasi?? Beeeehhh itu terbukti angka bicara!
Kalau saya jadi pemilik club bola, dimana pemainnya tidak bisa menciptakan gol di lapangan pertandingan, pelatihan dan manajernya terbukti tidak perform, saya jual tuh club. Bahasa lainnya, BUMN itu di go public khan biar di beli swasta.
Di bilang Negara ngak usah berbisnis masih saja ngak percaya. Swasta nasional jauh lebih bisa mengelola perusahaan dari pada Negara berbisnis.
Lalu di tambah lagi bercita-cita BUMN Negara ambil 51% saham Freeport lagi. Mengambil mayoritas yang seakan dengan mayoritas lebih berdaulat lebih menguntungkan. Terus propaganda pahlawan. Sekali lagi, dari mana kacamatanya bahwa tindakan mengambil Freeport oleh BUMN akan menguntungkan?
Kunci bisnis khan profit, jualan Freeport copper concentrate yang harganya “dimainkan”, apa ngak lihat bisa di lakukan transfer pricing dan lain sebagainya. Duh naïf bener ya.
Lalu BUMN mana yang ambil? SDM BUMN nya? Modalnya dari mana? terus memiliki mayoritas artinya Negara memberikan “souverign guarantee”, lah kok enak asing di kasih souverign guarantee. Gimana mikirnya sih ini? pernah bisnis ngak sih? Negrti ngak sih semua itu buah simalakama di pasang di sana sisi sama swasta, apa lagi swasta asing, amerika pula yang bajingan, rusak kalau naïf kayak begini ngelola Negara.
Jadi kembali kebola profit. Kelola BUMN kali ini menjelaskan satu hal, bola profit nya jatuh, dan berat naiknya lagi karena yang di juggling bertambah banyak bolanya, ada bola “national security”, ada bola “nation treat”, ada bola “survival of the nation”, ada bola “kedaulatan Negara”, ada bola “beban bunga dan pokok pinjaman Negara”, dan eehh ada bola di pentingkan sekali “bola 2019 harus berkuasa kembali”.
Mardigu Wowiek: BOLA KERAMAT JATUH
4/
5
Oleh
Mardigu Wowiek Prasantyo