Mardigu Wowiek: BENTURAN PERMAINAN

Sesekali menulis dari pengamatan intelijen boleh kah? Karena pura-pura tidak perduli bahkan belagak ngak tahu sering makan hati sendiri, ngak enak rasanya. Apa lagi bentuk tulisan di sosmed yang terkadang berlebihan ke satu sisi berpropaganda memberi kesan kebenaran hakiki di pihaknya.
Bisa menyesatkan loh propaganda berlebihan itu. Berlebihan karena ketidak tahuan lalu seakan menjadi kebenaran. Karena itu dalam tulisan kali ini sepertinya saya harus meminta izin nih, sekali lagi, izin loh ya, saya mengupas dari sisi yang saya tahu-tahu sedikit, kalau boleh dan berkenan loh ya.
Kita mau melihat Rohingya. bagaimana melihatnya? Dari kacamata mana melihatnya?
Bagaimana kalau dari kacamata global, dari kacamata hagemony, dari kacamata kepentingan. Kalau urusan begini saya makan sekolah dan makan bangku akademi yang panjang. Pinter sih belum tentu, tahu sedikit namun selama data valid atau benar ya boleh dong, bagaimana?
Kita mulai dari sebuah tulisan Samuel P.Hutington. Dia mengulas dalam "benturan peradaban," Ia menyatakan bahwa terbentuknya sebuah gagasan peradaban universal adalah gagasan Barat, dan secara langsung bertentangan dengan partikularisme dari sebagian besar masyarakat Asia.
Dalam wilayah politik perbedaan-perbedaan itu terwujud dalam usaha Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya dalam membujuk masyarakat lainnya untuk mengadopsi ide-ide Barat tentang demokrasi dan hak asasi. Sebuah pemerintahan demokratis modern berasal dari Barat. Ketika berkembang di masyarakat non Barat, hal ini biasanya merupakan produk dari kolonialisme atau pemaksaan Barat.
Poros utama politik dunia kemudian berkembang menjadi sebuah konflik antara Barat dan yang lainnya.
Korea Utara serta “Myanmar” merupakan dua negara ekstrim yang melakukan isolasi untuk melindungi masyarakat mereka dari penetrasi atau "korupsi" yang dilakukan Barat, dan berusaha keluar dari komunitas global yang didominasi Barat.
Alternatif kedua, negara bergabung dengan Barat, menerima nilai-nilai serta lembaga-lembaganya.
Ketiga, sebuah negara menyeimbangkan Barat dengan cara mengembangkan kekuatan militer dan ekonomi, bekerjasama dengan masyarakat non Barat lainnya melawan Barat, berusaha menjadi modern tanpa menjadi kebarat-baratan.
Inilah kacamata hagemoni.
Eit sebentar, ada kata “myanmar” di sana. Rupanya ada yang menyimpan hati lama nih sama myanmar. Ada yang akan bermain, siapa saja mereka ini? ini diluar “perintah” panglima myanmar yang melakukan serangan terhadap “kelompok” yang dikatakan menjadi “national treat” oleh myanmar.
kelompok siapa saja di sana? ada kelompok arsa yang berbasis islam, ada kelompok arkanan yang berbasis budha, ada kelompok kachin yang berbasis narkoba di dukung china. Konflik sejak abad ke 8 mau di mainkan dan menlu kita ibu retno terlihat salah baca nih.
Eh nanti dulu, apa kapisitasnya ini ibu ya kali ini di rohingya? Tahu akar masalahnya kah? Tahu siapa yang bermainkah? Tahu tujuannya bermain kah? Jangan-jangan kita terjebak di mainkan kepentingan yang lebih besar. Apa saja masalah di myanmar? Selain wilayah kaum stateless imigran bengal ini. ooh, ada gas myanmar untuk sisi barat china yang di jaga 3 negara yang mengarah ke china toh aliran gasnya.
Ada alur narkoba segitiga emas disana. Ada shadow goverment bermain di sana, ada shadow banking main disana. Dan siapa sih di belakang myanmar? Myammar junta militer berkuasa, kelompok karen main lama di sana, dan tahu-tahu noble laurette perdamaian bisa jadi pemimpin. Apakah dia pemimpn sebenarnya atau shadow leader saja? Puppet?
Kita jawab sebentar lagi ya. Lebih jelas pastinya jumpa darat. Namun ehhh, ada efek loh di indonesia. Nah ini harus di bahas.
Ternyata efek rohingya ada yang impor membawa “mainan” ini ke indonesia. Ini kok berbarengan ya? Ini ngak mudah loh melakukan “psikological warfare” seperti begini. Propaganda mengasosiasikan islam ada yang bawa ke indonesia sehingga menggerakan massa.
Siapa yang bermain? Siapa yang dimainkan? Untuk apa memainkannya? Mengapa sekarang?
Seperti dalam tulisan saya sebelum ini, “instability is a war game”, ketidak stabilan sebuah negara itu bagian dari permainan perang. Dan ada yang mainkan instability ini.
Dalam teori intelijen ini namanya “chaos strategy”. Memanfaatkan issue rohingya dan di counter dengan propaganda kepahlawanan retno ke myanmar. Ini istana salah baca sepertinya. Ini sebagaian sahabat kelompok islam dimainkan lagi tanpa faham untuk apa dan kemana arah si penunggang kuda ini sebenarnya. Bener loh, kok ya pas dengan rame freeport di tekan gitu loh?.
Baiklah, semoga kali ini saya salah lagi analisanya. Namanya juga sontoloyo, ngak pinter dan selalu ngeyel sok tahu. Tetapi kalau bener bagaimana?

Artikel Terkait

Mardigu Wowiek: BENTURAN PERMAINAN
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email