Kamu enak mas team kamu seperti anjing semua lah saya, beda!! Sebuah perkataan yang membuat saya bingung karena tidak faham kalimat yang di bicarakan seorang teman saya yang sedang mengeluh akan bisnis nya bidang oil n gas yang rontok dalam 2 tahun terakhir.
Dia menceritakan bahwa dari sales selama 15 tahun ber bisnis distribusi peralatan perminyakan dimana dia memliki kapal dedicated untuk bisnis perminyakan akhirnya rontok juga 2 tahun ini. Dimana kemarin sore saya memenuhi undangan perayaan acara ulang tahun ke 17 perusahaan pegawai tinggal 15 dari 150 pegawai dalam 2 tahun terakhir.
Sama dengan keluhan pengusaha lainnya di bidang oil n gas dimana kebijakan pemerintah saat ini jelas-jelasan tidak memihak swasta nasional, ya orang seperti kami, rontok semua.
Bukan oil n gas nya yang saya mau bicarakan, pemerintahan ini memang tidak pro swasta menengah kok, ngak faham pemutar roda ekonomi kelas menengah, entah itu darmin, entah itu mega bintang menkeu apa lagi rinso sama LBP, waduh, jauh panggang dari api buat meningkatkan ekonomi kelas menengah swasta nasional, males sudah saya ngomong.
Yang saya mau bicarakan istilah team saya seperti “anjing” ini perlu penjelasan.
Sebentar mas, saya belum bisa move on dari berfikir kenapa team saya di bilang seperti anjing?!. Demikian saya memerlukan penjelasan.
Orang dihadapan saya ini bukan ahli manajemen, ini pengusaha kawakan oil n gas. bidangnya tajam dan unik, Cuma 3 perusahaan seperti dia di indonenesia. Jadi istilah “anjing” ini saya perlu penjelasan.
Begini mas, dia berkata kepada saya. team saya , banyak saya ambil dari kampung halaman saya di ngayogjakarto hadiningrat. Saya sudah bergenerasi disana. Pegawai saya semua orang jogja. Karena saya kenal sekali tabiatnya. Say atahu mengendalikannya, me-manage nya.
Mereka seperti sapi, kebanyakan sifat orang jogja kalau bekerja seperti sapi. Beda banget dengan team anda mas (dia menunjuk kesaya), seperti anjing sifatnya.
Mendengar kalimat itu saya melipat alis. Opo maneh iki ?
Dia melanjutkan, begini mas, sifat pekerja seperti sapi itu begini, sapi itu ngak mau di naikin, ngak mau di kendarai. Mereka kalau maju harus di tarik hidungnya. Di cocok hidungnya dan di tarik. Di kasih makan, di kasih kandang , di rawat dan kerja harus di tarik tarik.
Karena itu saya sebagai pengangong harus menarik terus mereka. Sekali berhenti menarik, mereka berhenti juga kerjanya. Karena itu UMR di jogja murah, tapi kalau ngak ada yang ngangon yang ngurusi, mereka diem saja. Jangan harap bekerja cepat, slow. Harus di tarik lagi, di manja lagi. Kita pergi misalnya, mereka diem lagi, slow, santai, jagongan. Datang lagi bossnya, di kasih makan, di tarik lagi, kerja lagi.
Karena dalam bisnis saya perduli pada biaya murah, wong yogjo cocok, kayak aku ini, katanya dengan bangga ke jogja an nya. Lah anjing? Saya tanya
Iya mas, saya perhatikan lama, team mu itu kayak anjing semua. Di lempar tulang, di kejar. Di lempar bola di kejar. Pokoknya bonus besar, kerjaan sulit di terjang, bahkan ngak ada sampeyan mereka kejar dan kerjakan, pokoknya duit gede, bonus gede, apa saja di uber, dikerjakan.
Dia melanjutkan, Lah type sapi? Percuma di kasih fasilitas, bonus gede , tetep ngak jalan cepet mereka. Di tarik di openi di urusi kebutuhan dasar, sudah cukup. Karena itu murah mengelola sifat sapi kalau tahu “mengelolanya”. Lah yogjo…
Dia menambahkan, saya mending sapi loh mas bener, type anjing saya ngak berani aja. Kalau sampeyan memang secara pribadi type-nya anjing juga makanya pasukannya podo haus darahnya. Jadi type anjing saya ngak bisa kelola, Apa lagi type kuda wuuihh saya ngak bisa, dan saya paling males saya adalah type perkutut..beeeeehhh, atret-mundur saya.
Sebentar kang mas, itu type kuda sama perkutut bagaimana lagi maksudnya?
Dia kemudian menceritakan panjang lebar beserta contoh bisnis dan perilaku menarik dua type ini.dalam hati saya komentar, seru seru..jurus baru bagi saya ini!!. eh..ngomong-ngomong memnag pada minat tahu type 2 lagi tadi, “kuda sama perkutut”?
Mardigu Wowiek: SAYA SEPERTI ANJING
4/
5
Oleh
Mardigu Wowiek Prasantyo