Dari Pada MENCARI Orang Yang Benar Lebih Baik MENJADI Orang Yang Benar

Mendapat undangan sebagai pembicara manajemen dalam sebuah organisasi bisnis adalah sebuah kehormatan. Apalah artinya seorang mardigu bagi banyak orang? Mungkin tak banyak arti, namun menjadi tamu dipanggung bagi saya sangat berarti. Waktu tersebut tidak akan saya sia-siakan. Waktu yang terpenting salah satunya adalah menanyakan apa yang terjadi dalam perusahaan dan akan kemana perusahaan.

Sebuah perusahaan berbasis jasa alat berat dan manajemen di bidang pertambangan yang menguasai 25% pasar di Indonesia adalah sebuah usaha yang tidak di bangun satu malam. Organisasi saya misalnya saya membandingkan, pada saat ini 26 perusahaan dengan 550 karyawan itu sudah berat di jalankan. Mereka memiliki 10 unit usaha dengan karyawan 8 ribu orang. Bahkan 3 tahun lalu memiliki lebih dari 12 ribu karyawan. Luar biasa hebat mereka menjalankannya.

Corporate behavior mereka ingin rubah. Dari family dan friendship organization menuju world class company. Itu yang mereka cita-citakan 3 tahun terakhir. Sementara disisi pengakaman saya pribadi. itu juga menjadi impian saya dalam membangun organisasi bisnis. Memiliki “task oriented” person, memiliki team ber-integritas, memiliki visi dan endurance jangka panjang. bener..itu terlalu sempurnakah cita-citanya?

Membangunnya bagaimana? Sementara perilaku individu yang membuat perilaku organisasi nya semua banyak “fake” semua, banyak yang palsu tidak terinternalisasi?!. Begini maksud saya, perilaku atau attitude itu harusnya menempel dalam diri individu. Seperti misalnya dalam kasus naik tangga berjalan. eskalator. Kebanyakan kalau saya perhatikan, begitu kita naik tangga berjalan. Ya kita langsung diam berdiri dimana mereka mendaratkan kaki.

Menurut saya, di Negara yang memiliki kesadaran social lebih baik, jika naik tangga berjalan atau escalator sebaiknya kalau mau diam, berdiam berdirilah di sisi kiri. Sehinga kalau ada yang terburu-buru memerlukan jalan cepat mereka berjalan mendahului dari sisi kanan.

Disini, jika ada yang berjalan di ekskalator harus permisi-permisi dengan orang di depanya yang sulit beranjak dari posisi diam, dikanan!. dan orang yang di susul tersebut bahkan mengekspresikan sebel kalau di susul. Atau mengaggap aneh orang yang ingin cepat jalannya. Coba perhatikan!.

Atau Perilaku di lampu merah bagi pengendara motor, waduh amit-amit deh. Pening saya memikirkannya. Atau perilaku penggunka KRL yang sering ribut berantem mulut urusan berbagi duduk. Sangat egois dan hebatnya kebanyakan wanita yang merasa minta di hormati.atau anak muda yang kebablasan cuek sama sekitar. Maaf saya bukan menyudutkan namun saya merasa heran saja melihat semua pengalaman pribadi saya tersebut di komunitas transportasi massal.

Kita bangsa toleran? Disini saya katakan..engak juga tuh?!. Nilai-nilai itu sudah luntur. Jadi, jika ada perusahaan yang akan membangun budaya atau corporate culture yang care, behave, berintegritas..adalah sebuah usaha yang tidak gampang setengah tidak mungkin atau jangka panjang. Namun itu harus di kerjakan.

Ketika saya datang 30 menit sebelum waktu saya memberikan 1 jam ceramah manajemen. Maka saya manfaatkan berbicara dengan para direksi. Yang menceritakan bahwa 4 tahun lalu perusahaan menjual 90% saham ke group baru. Group ini mengangkat direksi baru yang mana 2 diantara 5 direksi ada di depan saya saat itu.

Saya bertanya, mas, apa yang direksi baru lakukan 3 tahun terakhir. Khan saat itu sampai sekarang harga batubara terus merosot turun. Dari 90 dollaran hingga sekarang berkisar di 50 an dollar? Bagaimana mempertahankan penjualan dan mempertahankan profit?

Kami berusaha membantu mitra dengan sedikit menurunkan harga produksi. Sehingga klien dari 5 bertambah jadi 7. Walau margin keuntungan dagang menurun namun pangsa pasar dari 21% naik ke 25%.

Kami kurangi jumlah karyawan dari 12.000 menjadi 8.000 bertahap selama 3 tahun. Bukan hanya mengurangi jumlah karyawan tetapi juga menurunkan rata-rata usia karyawan? Direksi yang lebih muda menjelaskan

Alasanya? Saya bertanya

Iya, saat itu usia rata-rata karyawan adalah 44 tahun, kami turunkan menjadi 35 tahun. Karena menurut kami usi 35 tahunan usia yang matang karena rata-rata sudah berkeluarga, memiliki anak usia produktif, baik secara tenaga, pengalaman dan pengetahuan.

Menarik idenya? Saya ucapkan pujian untuk itu.. terus?

Jadi, bagi karyawan berusia diatas 40 tahun an kami tawarkan program pension dini, dan kami juga recruit kaki muda baru usia 25-28 tahun. Sehingga kami dapat rata-rata usia pekerja sekitar 35an dan usia pengalaman kerja rata-rata 10 tahun. Tidak harus bersama kami 10 tahunnya, namun 10 tahun tersbeut memenuhi kaidah kematangan perilaku individu secara manajemen dan berorganisasi. Demikian direksi menjelaskan singkat yang bagi saya adalah sebuah terobosan menarik.

Lalu mas? Apa lagi strategi manajemen untuk menurunkan biaya? Saya mencoba menggali lebih dalam. Saya tahu tidak semua orang mau atau punya startegi panjang jika di gali lebih dalam, yang di jawab oleh mereka :

Dari sisi maintenance kami menggeser working hour mesin dari 15.000 jam ke 22.000 jam bahkan 28.000 jam dengan memnggunakan alat berkualitas bagus, agak mahal namun memanjangkan usia barang. Hal ini berefek menurunkan 7% biaya pak. Direksi yang lebih tua an menjelaskan kepada saya.

Saya menyimpulkan, jadi direksi melakukan penurunan harga jual 3% yang membuat happy mitra tambang namun sales naik 4% karena pangsa pasar bertambah. Alias secara “gain” naik 1% pendapatan perusahaan. Benar demikian ya mas?

Mereka berdua mengangguk seperti burung kenari di dahan. Lalu direksi menurunkan biaya produksi 7% sehingga ebitda perusahaan naik sekitar 6-8% begitu ya?

Oh tidak pak, ebitda kami tahan naiknya di 3-4% saja tiap tahun karena kami naikan gajih karyawan dari 11% dari gross revenue ke 15%.

Wah, happy semua dong karyawan. Kalau perusahaan sales nya 5 triliunan, 15% sales seikitar 750 milyar di bagi 8000 karyawan rata-rata 100 jutaan setahun pendapatannya setahun, maka perusahaan anda termasuk perusahaan yang tinggi pembagian gajihnya mas? Wah hebat sekali. Bagaimana tingkat turn over karyawan?

Kecil sekali hanya 0,5% pertahun yang berhenti atau keluar. Itupun karena kemauan sendiri, seperti ikut suami, pindah kota dan alas an teknis lainya. Bukan karena tidak suka, ada memang namun kecil. Kalau dulu bisa 5% turn over karyawannya.

Saya yang terkagum-kagum. Niatnya interview singkat buat bahan bicara namun malah saya yang terpesona dan mendapat ide buat organisasi saya nentinya. 2 direksi ini usianya yang satu 42 tahun pernah berada di beberapa perusahaan tambang internasional dan yang satu yang berusia 48 tahun malahan pernah berada dijajaran direksi perusahaan tambang terbesar di Indonesia.

Mereka menceritakan sedikit masa lalu, dan dari sikap dan cara bicara, dari ekspresi wajah mereka membuat bicara saya dalam hati, “ cocok iki arek, jika proyek saya di siak riau dan semare pasuruan jalan, saya sudah punya calon direksi nih.”# peace be upon us

Artikel Terkait

Dari Pada MENCARI Orang Yang Benar Lebih Baik MENJADI Orang Yang Benar
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email