Untuk Apa Kamu Bertanya Jika Kamu Tahu Jawabnya, Iya

Ada peristiwa yang terjadi 2 minggu yang lalu yang cukup membekas dan jarang terjadi dalam kehidupan saya. Biasanya saya bisa move on dengan cepat, namun kali ini dalam 2minggu ada lebih dari 5 kali saya mengulangi menceritakan hal tersebut kepada para kolega. Dan ini mendapat komentar, wah kayaknya dalem banget ya mas, sampai anda ngak bisa “move on” begitu?!. Itu komentar dari kolega saya yang mungkin gerah karena mendengar complain an saya yang lebih dari 5 kali dengan berbagai sudut bicaranya.

Intinya, saya sebel dan ngak bisa move on cepet. Mangkel dan masih di pegangin di genggam terus kesal tersebut.

Kita tahu, dalam dunia bisnis itu lingkupnya kecil. Kalau anda bermain misalnya di dunia pelatihan, maka anda bisa menyebut 10-20 nama trainer yang memiliki pendapatan bersih 5 milyar setahun. Dan ke 20 orang tersebut pasti saling kenal. Artinya top triner tersebut saling mengenal dan menghormati satu dengan lainnya.

Mungkin satu sama lain tak bersenyawa kimianya, atau tidak kenal benar namun secara garis besar pasti membentuk aliansi sendiri yang berkumpul dengan kemiripan karakter atau “passion” yang sama. Di kelompok 20 orang tersebut akan membentuk dengan sendirinya 3-4 kelompok kecil yang walaupun tidak bergabung namun bisa terlihat mereka saling memuji. Saling beraliansi.

Di kelompok lainnya selain yang chemistry nya nyambung tidak pernah di sebutnya. Misalnya saya deh dalam dunia pelatihan sering memuji pak Yan Nurindra, kang Asep Hairul Gani, mas Ronny Ronodirdjo, dan banyak lagi..itu karena saya nyaman dengan mereka. Sehingga kalau orang menilai, saya memang mahzab mereka (kesannya namun saya akui, iya saya nyaman dengan mereka).

Misalnya lain lagi, terjadi di dunia bisnis property. Pemain property atau developer ada puluhan yang besar tambah yang menengah ada ratusan. Ada yang memuji lippo, ada yang memuji ciputra, ada yang memuji agung sedayu, ada yang memuji agung podomoro.

Kemiripan karakter dengan anda membuat anda menyukai salah satu, atau salah dua mogul bisnis property itu. Bahkan pemain menengah dan developer kecil pun membentuk aliansi. Saling mereferensi mandor, tukang, bohir, hingga toko material favorit. Bahkan, anda secara tidak sadar ternyata hanya memberi informasi kepada yang chemistry nya nyambung dengan anda. Coba anda perhatikan.

Nah, cerita di atas dimana saya mendadak ngak bisa move on cepat adalah sama seperti cerita tentang aliansi tidak tertulis di dua contoh di atas. Dalam bisnis yang saya geluti selama 25 tahun ini pemainnya lebih sedikit lagi. Maka jika anda 25 tahun di bidang yang sma akan ketemu dengan orang-orang yang sama. Setidakny beririsan dengan orang yang itu-itu juga.

Disana pasti ada persepsi tentang anda. Seperti persepsi orang akan saya misalnya. Pasti ada yang biasa saja, ada yang setuju, ada yang berlawanan atau tidak suka dengan saya. Itu wajar , itu hal biasa, common practice. Ngak usah di bawa ke hati.

Jadi, kalau anda berbisnis lalu ada orang yang mengatakan pak, kenal pak fulan? Maka kita harus hati-hati. Orang yang bertanya tersebut bisa saja pengagum orang tersebut atau orang yang berlawanan tidak suka dengan fulan. Maka jawaban aman kalau kenal katakan. saya kenal, namun kalau di tanya pendapat, bagaimana pendapat anda akan fulan? Lebih baik anda jawab netral. Saya belum kenal jauh sih, hanya sebatas kenalan!!

Lebih baik kita tanya dia balik, kalau anda pendapatnya bagaimana tentang fulan? Sehingga kita tahu posisinya yang pasti. jangan di teruskan kalau negative, nanti jadi ghibah bahkan fitnah. Hanyabiar tahu positioning. Itu saja.

Sewaktu peristiwa 2 minggu yang lalu terjadi dengan saya adalah, saya punya kartu ace. Yaitu sahabat yang saya anggap mumpuni, sangat capable dan good person. Sukses dan menjadi public figure yang membuktikan dirinya berhasil di usia muda memiliki rekam jejak bisnis hebat.

Kenapa saya sebut kartu ace, karena dia mau saya jadikan solusi terakhir bisnis saya. Didalam bisnis, karena suatu dan lain hal, bisnis anda bisa berjalan kalau anda bermitra. Mitra itu banyak manfaat, bisa mebagi resiko, bisa meningkatkan jualan karena bertambah networknya, jaringannya. Karena itu saya mau pakai sang kartu ace ini.

Di salah satu bisnis saya, saya pikir ada baiknya bermitra dengan dia, sang kartu ace ini. Itu ada di belak saya sejak 3 bulan terakhir hingga akhirnya saya putuskan, Saya pun menelfonya yang di jawab dengan santun, bisa mas, jam 5 di kantor saya ya, di kuningan. Ok. Done, jawab saya, sampai ketemu. Sebelum menutup telefon dia bertanya, maaf mas, bidang apa yang akan kita bicarakan ini?

Yang saya jawab, iya dunia saya lah, saya khan dari dulu yaitu-itu saja. Lalu di jawab olehnya, baik kalau begitu, saya kenalin dengan mitra saya juga, karena dia bisa cepet nyambung dnegan dunia mas wowiek.

Ok, saya jawab cepat.

Keesokan harinya saya menuju kantornya di lantai 16 di sudut jalan kuningan raya, dimana disambut resepsionis di depan yang mengantar saya kesebuah ruang meeting kaca yang memberikan view pemandangan ke arah jalan sudirman. Arah sunset, keren pemandang ruangan tersebut. Sampai ketika saya perhatikan seseroang yang duduk di ruangan tersebut sendirian.

Saya terkejut, lah kenapa ada orang ini ya?

Asli saya terkejut..inikah orang yang akan bertemu dengan saya juga dan si kartu ace atau dia hanya tamu lainnya? Itu pikiran yang berkecamuk dalam hati saya.

Sampai sapaan dan senyuman terbuka dari mulutnya, hai brader wowiek apa kabar? Lama ngak bertemu nih..jadi kita nih yang mau dikenalin? Yaa..kita mas sudah kenal lama..

Dia nyerocos yang membuat saya memainkan drama. Wajah saya tersenyum, seluruh body language saya lincah bergerak, tawa canda kometar basa basi mengalir keluar dari lidah saya, namun dalam hati kecil saya//ngak salah nih? Masak sih? Kok dia? Salah kali nih?..

Wah nambah sukses nih si boss, kalimat ini keluar deras dari mulut saya tanpa jeda. Bojonegoro sukses ya, selamet ya boss..hebat anda!..

Yang di jawab dengan tersipu-sipu bangga. Ah, biasa aja, masih merayap, katanya lagi..saya terus memujinya, ..saya harus belajar nih boss?! Dan, dalam hati saya dah ngapin sih dia disini? Di mulut saya keluar tetap kalimat basa basi. selama buat orang senang ya ngak apa-apalah. Dari pada saya jutekin.

Tak lama, sang kartu ace datang membuka pintu dengan pertanyaan, loh sudah kenal toh?

Saya jawab, iya dari tahun 2007 kami bermitra bersama sampai sekarang. Sama seperti mas dengan dia di bojonegoro, saya mencoba menjelaskan posisi mitranya yang ternyata posisi kita berdua sama. Saya dan sang bapak tadi mitra di perusahaan A, bapak tadi dengan kartu ace mitra di perusahaan B.
Dan saya baru tahu saat itu, saat pertemuan. Dan sang kartu ace bertanya, jadi apa yang bisa kita sinergi kan mas kedepan? Khan enak kita sudahs aling kenal begini..

Saya yang bingung menjelaskan apa yang bercamuk dalam hati saya. saya mau dengan kartu ace dan tidak mau dengan tuan B di depan saya ini, walaupun saya ngak ada masalah dengan dia, yang selanjutnya kita sebut dia dengan sebutan tuan “budi” ini. Namun…dia dikenal sangat notorious, belagu, sombong, keras kepala, sok tahu, besar omong. Dan itu kata orang dan itu pesepsi kebanyakan kolega atas image tuan “budi” ini.

Saya tidak bermasalah, kartu ace juga tidak bermasalah.

Saya posisinya bingung, karena siapa yang bermasalah dengan tuan “budi”, yaitu 2 mitra saya yang di perusahaan yang mau saya mitrakan dengan kartu ace yang pernah punya masalah dengan tuan budi ini. Sangat parah, sangat fundamental. Yang kerja siapa, di aku oleh tuan budi ini. Dan karena sudah tanda tangan kontrak yang didapat oleh mitra saya namun di laksakan oleh tuan budi ini, tanpa membagi haknya ke mitra saya membuat kesal mitra saya, dan banyak kejadian sperti ini juga di orang lain.

Saya tahu kalu saya lapor ada tuan budi ada bersama di kartu ace kepada mitra saya, dia pasti bilang..mundur aja mas!

Saya sendiri kalau di cari cari alas an, tidak nyaman dengan gaya belagu snop sombongnya.. Dia kalau panggil orang dengan sebut nama, ngak pakai pak, ngak pakai mas. Bahkan ke yang lebih tua di sebut nama. Misalnya dia umur 5o tahun, ada temanya umur 60 tahun, disebut nama saja, misalnya tuan tommy, ya si tommy atau tom, lu khan..gw khan..pakai bahasa umum, jalanan. Kalau ngomong di ruang meeting suara keras, mendominasi pembicaraan dan menggoblok-goblokin orang lain.

Otak saya masih berusaha mencari kenapa kartu ace bisa percaya dia?. Kartu ace berkata. Saya sudah bermitra dari 2012 ya pak, katanya sembari menengok ke tuan budi yang diangguk oleh tuan budi. Dia guru saya nih di dunia ini, kata kartu ace ke tuan budi. Saya sampai bengong dengan pernyataan itu. Walah..kok bisa ya?

Tak lama tuan budi berkata, begini mas ace..what?! kata saya dalam hati dia menyebut mas ace?! Saya geleng-geleng ngak percaya memastikan ini bukan mimpi. “mas”!1…istimewa sekali!! Yang dilanjutkan kalimat tuan budi, mas ace, “budi” khan kalau bisnis selalu memahami sisi…, jadi “budi…”, bener loh ”budi” tuh..

Saya sudah tidak bisa dengar cerita tuan budi karena otak saya “hang”..tuan budi menyebut dirinya “budi” di setiap kalimat keluar dari dirinya..dan menyebut kata “mas” kepada kartu ace..walah..gubrak saya..orang ini saya kenal 8 tahun, kami bermitra sangat kental, ngak pernah begini nih cara ngomongnya..ini buaya, apa aslinya..saya asli geleng-geleng..ok ok, you are good! Hebat pak budi, hebat tuan budi…dua tangan saya membungkuk di hadapan tuan budi..dan itu tidak terlihat karena semua tervisual dalam pikiran saya saja.

Suara lamunan di kepala saya terpecah, dengan pertnyaan kartu ace, mas, jadi apa nih yang bisa kita sinergikan. Yang saya jawab..begini mas, ini sudah waktu magrib, kita sholat dulu, nanti kita lanjutkan karena panjang nih ceritanya. Lalu di jawab kartu ace, tapi saya sudah ada skedul meeting lagi setelah magriban, bagaimana dong?.

O gitu, ya boleh kita set another meeting mas? Sekarang kita silaturahmi say hi aja dulu deh..ya ya setuju jawab kartu ace.

Padahal saya mau lari, mau mundur dan tidak mau kalau ada tuan budi. Intinya kita set waktu lain, bulan depan,,gapapa lah. Namun dia mengingatkan bahwa tuan budi hadir loh, dia orang yang saya percayai untuk bisnis bareng mas wowiek.

Jleb!!, berasa di tonjok Manny paquaio ulu hati saya..siyaaaap, lidah saya terucap. Namun dalam hati..kok bisa sih? Ngak terima saya! heran saya! gumun saya! bingung saya!..kartu ace saya hilang, langsung samar-samar impian saya. yang hal ini saya ceritakan lebih 5 kali dalam 2 minggu ini kehampir semua kolega saya. dan saya tulis dalam tulisan ini untuk move on, saya ngak mau bicarakan lagi. ini hanya catatan, yang menunujukan satu hal…kemampuannya menjadi “bunglon” tuan budi, ribuan kali di atas kemampuan saya. pak budi champion!! # peace be upon us

Artikel Terkait

Untuk Apa Kamu Bertanya Jika Kamu Tahu Jawabnya, Iya
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email